"Ngomong-ngomong kalian teman-teman Media dan Blogger semua sudah test HIV AIDS ? Ada yang belum? Atau malah ada yang takut?
Pertanyaan dokter Wiendra Waworuntu, Mkes ini disambut kompak dengan jawaban "belummm bu, takut hahaha." Saya penasaran juga kenapa jawabannya takut. langsung tanya teman yang duduk sebelah. Ternyata karena takut terindetifikasi juga ada penyakit lain. Maklum yang namanya kena penyakit kan maunya jangan sampai orang lain tahu. Iya nggak sih?
"Wah kalau kalian aja takut bagaimana kalian mau menyuarakan hal ini di luar."tambah direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular ini.
Selain dokter Wiendra, bincang-bincang pagi yang bertempat di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas II A Cipinang Jakarta Timur ini, hadir pula Direktur Perawatan Kesehatan, Lilik Sujandi Bclp, SIP, MSI, Kepala Lapas Bapak Asep Sutandar, A.Md lp, S, Sos,M.Si, Dr Yusman Akbar H Koordinator dokter lapas, ODHA mas Wesly dan moderator Pak Indra Rizon.
"Lapas narkotika saat ini kapasitasnya sudah over. Dari sekitar 1084 daya tampung, saat ini ada sekitar 2453 penghuni dengan fasilitas yang masih kurang maksimal tetapi tetap dengan pelayanan, pengobatan dan screening. "Kata bapak Asep Sutandar.
Kepala Lapas Bapak Asep Sutandar, A.Md lp, S, Sos,M.S |
Awal tahun 2000, pengguna narkoba jenis heroin banyak, ini menimbulkan dampak meningkatnya ODHA (Orang dengan HIV AIDS) di lapas. Rutan (rumah tahanan) adalah zona yang rentan terhadap penyebaran HIV/AIDS hingga di awal 2003-2006 Lapas mengadakan kerjasama dengan pihak yang terkait untuk lakukan screening darah.
Selain itu juga menyediakan ARV sebagai usaha penekanan penyebaran HIV/AIDS di lapas. Pada awal ditemukan nya ODHA dalam lapas, pegawai dan pengawas lapas pun ada yang melakukan diskriminatif terhadap narapidana kasus narkoba karena masih kurangnya informasi tentang ODHA.
Namun, sekarang mereka sudah diberi edukasi bahwa ODHA masih bisa disembuhkan dengan ARV asalkan melakukan pengobatan secara rutin.Karena pnyebaran HIV/AIDS bukan dari interaksi sosial, tetapi melalui hubungan seksual atau penggunaan jarum suntik bergantian.
Dr Yusman Akbar H |
Jadi ke depan perlu dibuat sebuah peraturan untuk mencegah diskriminasi terhadap para pengidap dari institusi pendidikan. Selain itu, ada pula peran Kementerian Hukum dan HAM dalam menangani isu HIV/AIDS di lingkungan lembaga pemasyarakatan (lapas) dan rumah tahanan negara (rutan).
Belum lagi jika narapidana tersebut sudah mengidap HIV ketika masuk penjara dan tidak ada akses terhadap obat antiretroviral (ARV).
"Misalnya penggunaan narkotika jarum suntik di lapas. Pertama, jarum suntiknya sudah pasti tidak steril, tidak akan ada cara sterilisasi di dalam. Kedua, karena terbatas, itu pasti dipakenya juga ganti-gantian,"
foto dengan Wesly & Dr Wiendra |
Itu sudah perilaku berisiko HIV dan itu terjadi di wilayah yang menjadi pengawasan Ditjen PAS (Direktorat Jenderal Pemasyarakatan) dan itu di bawahnya Kemenkumham
"Yang perlu dilakukan seandainya perangkat kebijakanya sudah ada adalah penegakan. Kalau memang ada yang melanggar sesuai dengan kewenangan kementerian masing-masing,"kata pak Lilik
Lilik Sujandi Bclp, SIP, MSI, |
"Pilih kata yang positif untuk ODHA/Orang dengan HIV AIDS panggil mereka pengidap bukan penderita ya"tambah dr Wiendra.
Untuk mengetahui apakah seseorang terserang HIV,, harus lakukan skrining atau pemeriksaan darah. Karena tidak ada gejala fisik yang bisa langsung di ketahui secara kasat mata. Lapas merupakan lingkungan berisiko tinggi untuk penyebaran HIV. Meskipun demikian, program-program pencegahan, perawatan, pengobatan dan dukungan HIV tidak dikembangkan dan diimplementasikan secara memadai untuk menanggulangi HIV di dalam lapas.
Lingkungan lapas biasanya tidak menjawab kebutuhan yang spesifik gender. Penggunaan Narkoba dan infeksi HIV di kalangan perempuan lebih jamak ditemukan dibandingkan dengan di kalangan narapidana laki-laki. Saat ini layanan testimoni HiV dan ART sudah semakin baik.
"Saya berharap ODHA seperti saya jangan selalu dicurigai dan diberi ruang yang sama, agar kami juga punya kesempatan untuk kembali hidup yang lebih baik" tambah mas wesly
HIV AIDS memang ada obatnya tetapi tanpa adanya dukungan dan kasih sayang dari keluarga dan teman tidak mungkin akan bertahan.
Jadi Yuk kita sebarkan informasi yang benar tentang ODHA dan kita bantu Kemenkes untuk memberi penyuluhan kepada masyarakat mengenai HIV, temukan ODHA, beri mereka obat ARV
#AdaObatAdaJalan
jadi inget kita ke lapas naik bajaj panas2 hahaha
ReplyDeleteHahaha demi liputan berpanas panas ya
Deleteinsya allah pasti ada obatnya yah, asalkan selalu semangat
ReplyDeleteBenar kak
DeleteGak kaget sih banyak mbak kalau lihat banyak orang memilih untuk tidak memeriksakan, soalnya ya takut tadi. takut kalau semisal ada penyakit yang parah didalam badan. Nauzubillah deh jangan sampai lah ya mbak, apalagi kalau HIV, serem abis :(
ReplyDeleteiya, Karena personal banget ya
ReplyDeleteInformasi tentang ARV penting banget nih mba, biar orang semakin ngeh dan menjadi tidak takut lagi ya
ReplyDeleteIya, kita kasih tahu kiri kanan depan belakang ya biar ODHA makin pulih
DeleteBenar Mba Gita dukungan keluarga, teman dan lingkungan penting bangat, jangan jauhi orangnya sebab HIV/AIDS tidak mudah menular kok, apalagi sekarang sudah ada ARV jadi bisa sembuh jika rutin minum obatnya.
ReplyDeleteNah info kayak gini ya yang perlu diteruskan biar banyak yang paham apalagi keluarga dengan odha
DeleteAku yakin dan percaya segala sesuatu yang terjadi ada sebab dan penyebabnya dan InshaAllah segala penyakit juga ada obatnya... tinggal kita cari tahu penyebabnya, menjauhi pemicunya dan mencari obatnya.. termasuk HIV Aids ya ka.. InshaAllah ARV menjadi solusinya.. Bismillah
ReplyDeleteiyes...udah gampang juga dapetinnya sekarang
DeleteJaga diri dan gali informasi sebanyak mungkin tentang HIV/AIDS agar bisa melakukan pencegahan yah mbak
ReplyDeleteiya karena banyak yang belum paham tentang penularannya dan bagaimana dengan odha
DeleteSebetulnya mungkin BKN takut untuk tes HIV kali y tapi malu takut di sangka bener PNY virus HIV
ReplyDeleteiya beda beda tipis hehe, padahal dokter juga nggak ada info begitu aja kalau ditemukan sesuatu dari hasil pemeriksaan darah kita
DeleteSetiap penyakit pasti ada obatnya ya..kalau ga berarti blm ketemu. Tp penyakit hrs jd pelajaran terutama bagi para pendosa yg bergaya hidup melawan aturan Nya... Dan yg bagi yg tdk berdosa jd ujian sbg penggugur dosa2. Semoga kita semua disehatkan..
ReplyDeleteAamiin
DeleteMari kita sebarkan informasi yang benar tentang ODHA agar tak ada lagi diskriminatif.... Semoga kita sehat selalu.
ReplyDeleteMari , udah jadi tugas kita meluruskan yang salah dan membagi informasi yang benar
DeleteTemenku penderita AIDS. Kesehariannya udah kayak orang normal. Asal gak lupa minum obatnya katanya. Dan jadwal minum obatnya memang ketat. Tiap berapa jam. Tapi dia disiplin. Kerasa banget katanya kalo gak minum. Setuju, ada obat ada jalan. Penderita bisa hidup normal.
ReplyDeleteiyes, mas Wesly odha yang testimoni ini juga cerita sama. Semangat katanya bangun hidup lagi
Deleteselama ada ikhtiar , hiv bisa diusahakan agar virus tidak ganas sehingga bisa lebih lama hidup
ReplyDeleteIya Insya Allah
DeleteAids menurunkan imun tubuh ya.., jadi kalo bisa ..hidup sehat..katanya bisa panjang usianya..dan aktivitas biasa setiap hari..
ReplyDeleteiya memang yang dihajar oleh virusnya imun seseorang
DeleteStigma negatif mengenai HIV dan AIDS ini masih cukup mengakar kuat di tengah masyarakat. Itu sebab ada kekhawatiran dan rasa takut untuk melakukan pengecekan. Padahal ketika diberi kesempatan ODHA bisa tetap produktif selayaknya org sehat lainnya
ReplyDeleteiya memang BOM dari awal orang HIV serem aja kayak monster. Jadi ini yang terus ada.
Delete