24 Februari 2014 ibu kena stroke.
Tangan dan kakinya kanannya lemah,ibu memang punya riwayat hipertensi satu tahun terakhir.
Satu minggu kemudian ibu normal kembali,bahkan masih bisa mengajari saya senam manula.Tapi kemudian tangan dan kakinya kembali melemah,hingga hari ini.
Satu minggu pertama saya agak repot membagi waktu antara merawat ibu,perhatian pada anak dan konsentrasi pada pekerjaan.
Tujuh bulan kemudian saya merasa drop. Lelah yang amat sangat,tenaga dan pikiran rasanya terkuras. Sampai pada Suatu hari saya bertemu dengan teman SMA saya. Laki laki yg pintar,selalu juara dalam kelas,sedikit bicara kalau tidak ditanya. Kami bercerita tentang kabar masing masing.Dari anak,dimana kami tinggal sekarang dan tentu saja kenangan kenangan zaman masa sekolah dulu.
Sampai pada sebuah pertanyaan ibu bagaimana siwi? Sehatkah beliau? Kemudian berceritalah saya dengan semangat tentang kondisi ibu sekarang. Ibu yang tidak banyak mengeluh dalam sakitnya,ibu yang justru kasih support saya untuk selalu jaga kesehatan. Ibu yang tidak berubah dimata saya dari dulu sampai sekarang...
Tiba tiba teman pria saya menangis. Ups kaget saya ,kenapa? Ada apa?
Maka berceritalah beliau bagaimana ibunya selalu menolak ketika anak anaknya ingin merawatnya. Bagaimana ibunya dengan berbagai alasan selalu tidak mau menginap ketika berkunjung. Bagaimana dan bagaimana...Saya mendengarkan dengan penuh seksama.
Laki laki yang selalu memberi perhatian buat teman temannya zaman sekolah dulu,menangis didepan saya...?
Kemudian teman saya berkata. : "wi...berbahagialah bersyukurlah dapat kesempatan merawat ibu,bersyukurlah beliau ada didekatmu.Berbahagialah atas kesempatan langka yang Allah berikan ini.
Sesungguhnya ujian sakit ibu,bukan buat ibu,justru buat anak anaknya. Mata saya berkaca kaca mendengarnya.
Kesempatan langka? Ujian? Dua hal ini yang ada dalam pikiran saya setelah berpamitan.
Benar,ujian sakit ibu belum tentu buat ibu,tapi justru buat anak anaknya.
Semoga Saya selalu diberikan kegembiraan untuk merawat ibu,smoga Allah memberikan kelapangan dada buat ibu.
Ketika ikhlas tak lagi diucapkan disana ada keberkahan yang sangat dalam...
Selamat Hari ibu...
Dari ibu saya belajar kesabaran...
Kesabaran dalam arti sesungguhnya...
alhamdulillah masih diberi nikmat merawat Ibu :'( *mewek
ReplyDeleteiya mak tan
ReplyDeleteAmin