Keluarga, Sekolah dan Masyarakat adalah Target Literasi Digital

14 comments

Diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Perpustakaan, rapat koordinasi nasional (RAKORNAS) bidang perpustakaan 2019 dibuka.

1.2 ribu peserta dari berbagai daerah hadir memenuhi ruangan Birawa Hotel Bidakara jalan Gatot Soebroto Jakarta Selatan. Rapat Koordinasi Nasional Bidang Perpustakaan 2019 dibuka oleh Bpk Mendagri, Tjahjo Kumolo.




Dalam sambutannya beliau mengatakan "Pemerintah daerah harus segera membentuk dinas perpustakaan daerah serta memperkuat struktur kelembagaan dan tata laksana perpustakaan yang baik. Agar perpustakaan dapat dinikmati hingga ke daerah perbatasan dan terluar Indonesia" 

paparan rakornas pertama berjudul “Literasi Desa untuk Peningkatan Ekonomi Perdesaan” Bapak Eko Putro Sandjojo, BSEE., M.BA. (Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi) mengatakan " Desa selalu di cap dengan keterbelakangan terutama tentang infrastrukturnya."

Penggunaaan dana desa :

1. Infrastruktur
2. Pemberdayaan pada masyarakat.

"Jangan infrastruktur baik tapi warganya masih tertinggal."tambahnya. Dalam Rakornas (Rapat Koordinasi Nasional) yang berlangsung dari tanggal 11,14 dan 15 Maret 2019  Salah satunya.adalah.meningkatkan literasi yaitu melalaui pendidikan. Maka ketika dana desa digunakan akan selalu diikuti dengan pembangunan pedesaan seperti.taman baca, juga perpustaaaan.
Kenapa perpus? Desa kaya akan pengetahuan terapi belum terdokumentasi.

"Dan Indonesia menempati rangking ke-2 untuk infrastruktur perpustakaan, dimana peringkat pertama diraih oleh India" jelas Pak Syarif Bando selaku Kepala Perpusnas RI.

Beberapa pendapat tentang literasi :
Ajarin warga desa menggunakan sosmed dengan baik dan benar.
Ajarin warga desa bisnis on line agar bisa marketingin langsung ke luar pulau, luar negeri, atau ke konsumen langsung. Ajarin warga desa agar tahu peraturan dan tata cara ekspor.

Ajari warga desa menggunakan google. Ajari warga desa agar melek hukum......Ajari warga desa fungsi kesehatan.....dan pastinya pendidikan. Pendek kata.......jaman nya sosmed......internet....mereka harus melek teknologi".




"Mungkin di era digital ini buku (yang bukan e-book) tidak lagi jadi jendela dunia, tapi semoga upaya mempertahankan budaya membaca tetap di-support secara maksimal
".

Berbagai Dinas Perpustakaan Daerah membuka stand di Rakornas Bidang Perpustakaan yang berlangsumg dari tamgga 11 hingga 16 Maret 2019.

SARING SEBELUM SHARING harus menjadi pagar pertama agar kita mawas diri ketika menerapkan sebuah informasi.





Literasi bukan hanya sekedar bisa baca dan tulis tetapi literasi punya kaitan dengan kehidupan sosial dan ekonomi. Terdapat 74.957 desa di Indonesia dan ini memerlukan kerjasama apik bagaimana membangun literasi untuk kemajuan masyarakat desa.

Menurut data dari Kemendes sebanyak 82% sudah memiliki jaringan internet. Hal ini tentu menggembirakan karena internet membuka kesempatan masyarakat desa untuk meningkatkan pemberdayaan  secara ekonomi dan sosial

"Kualitas SDM yang rendah tidak dapat meningkatkan kualitas hidupnya, "kata Kepala Perpusnas, Bpk  Syarif Bando.




Indonesia memiliki l50 ribu tanaman herbal. Namun sayang tanaman itu diekspor dan kembali ke Indonesia dalam bentuk barang jadi dengan harga mahal. Kenapa? Karena kemampuan membaca dan mengaplikasikannya kurang.

Pada tahun 2014, Indonesia menempati urutan 60 dan 61 dalam hal literasi dan membaca, namun berdasarkan hasil survey World Culture Index Score 2018 kegemaran membaca masyarakat Indonesia meningkat secara signifikan. Indonesia menempati urutan ke 17 dan 30 negara.

Dalam hal membaca rata-rata orang Indonesia menghabiskan waktu membaca sebanyak 6jam/minggu, mengalahkan Argentina, Turki, Spanyol, Kanada, Jerman, Amerika Serikat, Mexico, Inggris, Brazil, Taiwan, Jepang, dengan masing-masing 3jam/minggu.

Penguatan pelayanan publik perpustakaan umum provinsi dan kabupaten/kota sangat diperlukan demi meningkatnya fungsi perpustakaan.

Perkembangan teknologi juga mempengaruhi cara bagaimana masyarakat berkomunikasi. Jika dulu surat menjadi andalan maka kini smartphone dan aplikasi lainnya menjadi pilihan utama.





Related Posts

There is no other posts in this category.

14 comments

  1. Dengan mengetahui target literasi maka mempermudah membuat strategi

    Dana desa di gunakan untuk membangun infrastruktur perpustakaan yang akan membuat desa melek literasi

    ReplyDelete
  2. Iya mpok, Insya Allah semua sampai pada masyarakat ya

    ReplyDelete
  3. Aku lagi proses nih bikin anak gemar membaca. Membaca adalah jendela dunia itu benar adanya!

    ReplyDelete
  4. Keluarga adl miniatur masyarakat terkecil, target literasi musti dimulai dr keluarga

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar banget mas, sebagai pondasi terkuat ya

      Delete
  5. Iya..setuju, literasi tak hanya terbatas pada tulis, baca atau numerical tapi juga memahami secara mendalam utk membentuk suatu karakter yang berkualitas

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mantaps kak komennya, terima kasih banyak ya Sie

      Delete
  6. Ajari ajari warga desa. Kita seharusnya memang menyama ratakan kemampuan warga kita, khususnya warga desa agar tidak tertinggal dan turut merasakan kesejahteraan era digital.
    Kita perlu menguatkan budaya literasi juga.
    Sayang kalau ada perpustakaan, tapi budaya literasinya kurang.

    Literasi sangat dibutuhkan di segala bidang, termasuk di era digital.

    Sukses Kak.

    Salam kenal.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai salam kenal kembali ya kak, terima kasih banyak sudah mampir semoga infonya dapat membantu ya

      Delete
  7. Duh mirisnya, apalagi setelah menemukan statement "Indonesia memiliki l50 ribu tanaman herbal. Namun sayang tanaman itu diekspor dan kembali ke Indonesia dalam bentuk barang jadi dengan harga mahal". Semoga Indonesia bisa lebih baik lagi dalam pemerataan pemberdayaan manusianya.

    ReplyDelete
  8. Semoga literasi membaca masyarakat Indonesia semakin meningkat, ya

    ReplyDelete

Post a Comment