Asal Muasal Tahun Baru Imlek Yang Harus Kalian Ketahui

21 comments


Seperti yang sudah kita ketahui, bahwa tahun baru China atau yang lebih dikenal dengan nama imlek, merupakan perayaan yang sangat penting bagi orang China maupun orang keturunan China. 

Di Negara China, adat dan tradisi imlek  ini sangat berkaitan dengan perayaan yang berdasarkan wilayahnya. Meski menyajikan cara perayaan yang berbeda-beda, namun semuanya mengusung tema yang sama yakni perjamuan makan malam di malam tahun baru imlek. Tak hanya itu saja, perayaan malam tahun baru imlek juga akan ditandai dengan membakar petasan, kembang api, mercon, hingga memasang tirai serta lentera berwarna merah.

[doc google]

Pada dasarnya, penanggalan imlek secara tradisional tidak menggunakan nomor tahun malar. Dengan kata lain, penanggalan kalender Tionghoa di luar Negara China akan berdasarkan nomor dari pemerintahan Huangdi. Menurut kepercayaan mereka, setidaknya ada angka 1 yang dipakai oleh berbagai ahli. 

Tahun baru imlek itu sendiri dijadikan sebagai hari libur besar untuk semua rakyat China dan keturunannya, sehingga akan sangat berpengaruh pada tradisi imlek di Negara tetangganya seperti Jepang, Korea, Vietnam, Makau, Taiwan, Mongolia, hingga Nepal. Begitu juga dengan pengaruh perayaan imlek di kawasan Asia tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, Thailand, Kamboja, dan sekitarnya. Di samping itu, perayaan tahun baru imlek ini juga dapat dibedakan berdasarkan derajat.

Sejarah Perayaan Tahun Baru Imlek

Sebelum masa Dinasti Qin, tanggal perayaan awal dari tahun masih belum jelas. Ada perkiraan bahwa awal tahun terjadi pada bulan 1 di masa Dinasti Xia, dan bulan 12 di masa Dinasti Shang, serta bulan ke 11 di masa Dinasti Zhou. Bulan kabisat yang digunakan untuk menentukan kalender Tinghoa, sejalan dengan edaran mengelilingi matahari, yang akan ditambah setelah 12 bulan sejak Dinasti Shang dan Dinasti Zhou. Kaisar pertama China yakni Qin Shi Huang telah menukar dan menetapkan bahwa tahun Tionghoa berawal di bulan 10 pada 221 sebelum masehi. 

Memasuki tahun 104 sebelum masehi, kaisar Wu yang memerintah saat Dinasti Han menetapkan bulan 1 sebagai awal tahun baru hingga sekarang. Tahun baru pertama imlek (Yinli), akan dihitung berdasarkan tahun pertama kelahiran Kongfuzi (Confucius). Gagasan tersebut dilakukan pada masa Kaisar Han Wudi untuk menghormati Kongfuzi, yang sudah mencanangkan agar menggunakan system penanggalan Dinasti Xia, dimana tahun baru dimulai pada tanggal 1 bulan pertama.

Tentang Mitos

Berdasarkan cerita rakyat China, dahulu kala ada seekor hewan mitologi bernama Nian. Makhluk tersebut merupakan hewan raksasa yang kerap memangsa apa saja yang dilihatnya seperti manusia, hewan ternak, hewan laut, dan lain sebagainya. Hewan Nian ini selalu muncul di akhir musim dingin untuk mencari mangsa. Merasa kehadiran Nian ini sangat meresahkan, para penduduk China pun membuat ide untuk menyimpan sesajen berupa makanan yang ditaruh di depan pintu rumahnya setiap awal tahun. 

Para penduduk yakin, bahwa Nian akan memakanan makanan tersebut sehingga ia tidak akan memangsa penduduk, hewan ternak, maupun hasil panen. Disuatu hari, ada salah seorang penduduk yang melihat Nian lari ketakutan saat bertemu dengan seorang anak kecil yang memakai pakaian berwarna merah menyala. Sejak kejadian tersebut, penduduk pun mengetahui kelemahan Nian yang takut dengan warna merah menyala. 


[doc google]

Dan saat itu pula, para penduduk memasang lentera merah dan kertas merah yang dipasang dijendela rumah setiap tahun baru datang. Itu sebabnya, mengapa pada tradisi imlek selalu ada lentera merah dan kertas berwarna merah. Tak hanya sampai disitu saja, para penduduk juga menyalakan kembang api berwarna merah serta petasan, sehingga Nian semakin lebih takut lagi. Adat pengusiran Nian ini pun kian populer, dan berkembang menjadi perayaan tahun baru.

Tanggal Perayaan

Kalender suryacandra Tionghoa yang menentukan tanggal tahun baru imlek. Kalender yang satu ini juga, kerap digunakan di berbagai Negara tetanggnya seperti Jepang, Korea, dan Vietnam. Berbeda dengan kalender Gregorian, dimana tahun baru imlek ini jatuh pada tanggal 21 Januari sampai 20 Februari. 

Titik balik mentari musim dingin harus terjadi di bulan 11, yang artinya tahun baru imlek akan jatuh pada bulan baru kedua setelah titik balik mentari musim dingin. Dalam buadaya tradisional China, Lichun merupakan waktu solar yang menandai dimulainya musim semi dan terjadi pada tanggal 4 Februari. Adapun mengenai penanggalan untuk tahun baru imlek dari 1996 – 2019 sebagai berikut :

- Tikus : 19 Februari 1996 & 7 Februari 2008
- Sapi : Februari 1997 & 26 Januari 2009
- Macan : 28 Januari 1998 & 14 Februari 2010
- Kelinci : 16 Februari 1999 & 3 Februari 2011
- Naga : 5 Februari 2000 & 23 Januari 2012
- Ular : 24 Januari 2001 & 10 Februari 2013
- Kuda : 12 Februari 2002 & 31 Januari 2014
- Monyet : 22 Januari 2004 & 8 Februari 2016
- Ayam : 9 Februari 2005 & 28 Januari 2017
- Anjing : 29 Januari 2006 & 16 Februari 2018
- Babi : 18 Februari 2007 & 5 Februari 2019-01-22

Tanggal untuk tradisi imlek mulai dari 1996 hingga 2019 ini berdasarkan penanggalan Gregorian, yang bersamaan dengan shio hewan untuk tahun dan cabang duniawinya. Hal tersebut juga dibarengi dengan daur 12 tahun masing-masing dengan shio hewan ada daur 10 tahun batang surgawi. Masing-masing surgawi akan dikaitkan dengan salah satu dari kelima elemen bintang Tionghoa seperti kayu, api, bumi, logam, dan air. Semua elemen tersebut akan diputar setiap 2 tahun sekali, sementara perkaitan Yin dan Yang akan silih berganti pada setiap tahunnya.

Seiring dengan berjalannya waktu, banyak pihak yang membuat kacau mengenai tahun kelahiran Tionghoa dengan tahun Gregorian. Pasalnya, tahun baru imlek baru bisa dimulai pada akhir Januari sampai pertengahan Februari. Tahun Tionghoa dari 1 Januari sampai hari imlek pada tahun baru Gregorian, masih tetap tidak berubah dari tahun sebelumnya. 

Perayaan imlek di Indonesia ini sudah dimulai pada tahun 1968 – 1999, namun masih dilarang untuk dirayakan di depan umum. Atas instruksi presiden Nomor 14 tahun 1967, rezim orde baru di bawah pemerintahan Soeharto melarang perayaan yang berbau Tionghoa di depan umum. Namun di tahun 2004 pada masa presiden Gusdur, akhirnya aturan tersebut mulai dicabut sehingga warga keturunan Tionghoa di Indonesia dapat kebebasan dalam merayakan imlek dan lain sebagainya. Pada era presiden Megawati tepatnya ditahun 2003, akhirnya tahun baru imlek ditetapkan sebagai hari libur nasional.

Demikianlah ulasan singkat mengenai sejarah perayaan tahun baru imlek. Nah, bagi kalian yang ingin berbelanja kelengkapan imlek dengan harga promo, segera kunjungi situs ILotte sekarang juga!
[Content Placement]





Related Posts

There is no other posts in this category.

21 comments

  1. Wah, sebentar lagi udah libur imlek ya. Anak saya pasti ngajakin nonton barongsai besok

    ReplyDelete
  2. Senangnya itu pas bagi2 hongbpao nya. Wah suka banget hehehe.
    Xing nian jhuai le. Gong xi ni...

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya buat mereka yang udah nikah ya, dan mereka nggak boleh trima angpau karena dianggap sudah berpenghasilan.

      Delete
  3. Wah aku baru tahu lho kak, perhitungan tahun baru Imlek. Gak kerasa bentar lagi ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah ya semoga bermanfaat informasinya.

      Delete
  4. Buatku mah, pokoknya Imlek itu barongsay, kue keranjang, dan kue bulan. Hehehehe... enaaaak. Jadi pengen weh tuh ah.

    ReplyDelete
  5. Walaupun aku ga merayakan imlek tapi aku suka lihat barongsay, kue bulan dan diskon imlek hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha ikut menikmati acara acaranya ya seru emang

      Delete
  6. "Namun di tahun 2004 pada masa presiden Gusdur, akhirnya aturan tersebut mulai dicabut sehingga warga keturunan Tionghoa di Indonesia dapat kebebasan dalam merayakan imlek dan lain sebagainya. Pada era presiden Megawati tepatnya ditahun 2003, akhirnya tahun baru imlek ditetapkan sebagai hari libur nasional."

    Ini mungkin 2013 ? 2004 fakultatif era gusdur, tapi 2003 setaun sebelumnya akhirnya hari libur nasional. mngkn typo.

    ReplyDelete
  7. Oh termyata itu ya sejarah perayaan imlek dan raksana Niam hingga ada pertunjukkan barongsay, seru banget

    ReplyDelete
  8. Jadiii itu yaa alasannya, kenapa imlek identik dengan warna merah. Dulu punya tetangga depan rumah orang Cina, kalau imlek rajin bagi ke tetangga kue keranjang. Sekarang orangnya sudah pindah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah aku di Jakarta Barat dulu tetangga ya banyak yang IMlek

      Delete
  9. Pagi-pagi belajar sejarah imlek dan kenapa akhirnya perayaan imlek di Indonesia mulai bisa dinikmati secara umum.. pelajaran yang bisa aku petik adalah.. jangan melupakan sejarah dan terus menjaga toleransi antar umat beragama

    ReplyDelete
  10. aku suka deh kalau imlek bisa makan kue keranjang..berarti aku shio kuda ya

    ReplyDelete
  11. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Post a Comment