IMUNISASI, HAK ASASI DAN INVESTASI MASA DEPAN ANAK

24 comments

 

"Aku anak sehat…tubuhku kuat…karena ibuku rajin dan cermat…semasa aku bayi…selalu diberi ASI, makanan bergizi..dan imunisasi..”

Doc Freepik

Cuplikan lagu Aku Anak Sehat di atas cukup popular di telinga kita terutama bagi kaum ibu yang memiliki balita. Seorang AT Mahmud yang dikenal sebagai pencipta lagu anak-anak  memberikan perhatian pada pentingnya peran orang tua dalam membentuk anak sehat. 

Bagaimana dengan kita sebagai orang tua? Apa peran penting yang dapat orang tua ambil guna melahirkan anak-anak sehat nan cerdas? Bagaimana dengan pemerintah?

Imunisasi adalah salah satu cara agar orang tua dapat melahirkan anak-anak yang sehat. Menurut definisi Kementerian Kesehatan RI, imunisasi adalah suatu proses untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan cara memasukkan vaksin, yakni virus atau bakteri yang sudah dilemahkan, dibunuh, atau bagian-bagian dari bakteri (virus) tersebut telah dimodifikasi. 

Anak Imunisasi (Dokpri)

Adapun tujuan dari imunisasi adalah agar mendapatkan imunitas atau kekebalan secara individu dan eradikasi atau pembasmian sesuatu penyakit dari penduduk sesuatu daerah atau negeri.

Dilansir dari info website Kementrian Kesehatan RI bahwa sedikitnya 70% dari penduduk suatu daerah atau negeri harus mendapatkan imunisasi. Hal ini bertujuan agar terbentuknya herd immunity (kekebalan komunitas) yaitu suatu kondisi di mana sebagian besar masyarakat sudah divaksin sehingga kemampuan patogen (kuman penyebab infeksi) untuk menyebar sangat terbatas dan kelompok yang tidak diimunisasi tetap sehat.

Dok Kemenkes

Melihat betapa pentingnya imunisasi, pertanyaan selanjutnya yang muncul adalah siapakah yang harus mendapatkan imunisasi? Ibu hamil, bayi dan anak dengan imunokompromais adalah kelompok yang wajib mendapatkan imunisasi.

Ibu Hamil

Pembentukan anak sehat memang harus dimulai sedini mungkin. Kalau sebelumnya seorang ibu hamil mulai rutin memeriksakan kesehatannya sejak dinyatakan hamil, saat ini bukan hal yang asing lagi bagi masyarakat kita melihat banyaknya pasangan suami istri yang baru membentuk rumah tangga mulai melakukan pengecekan  kesehatan sebelum hamil. 

Persiapan kehamilan berupa pengecekan kesehatan merupakan bagian awal dari usaha para orang tua agar dapat melahirkan anak yang sehat. 

Hal ini dimaksudkan agar masa kehamilan dapat dilalui dengan lancar dan sehat. Selama masa kehamilan, seorang ibu/calon ibu dianjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan yang dikenal dengan istilah ANC (Antenatal Care). ANC ini bertujuan :

  1. Memantau kemajuan proses kehamilan demi memastikan kesehatan pada ibu serta tumbuh kembang janin yang ada di dalamnya.
  2. Mengetahui adanya komplikasi kehamilan yang mungkin saja terjadi saat kehamilan sejak dini, termasuk adanya riwayat penyakitdan tindak pembedahan. 
  3. Meningkatkan serta mempertahankan kesehatan ibu dan bayi.
  4. Mempersiapkan proses persalinan sehingga dapat melahirkan bayi dengan selamat serta meminimalkan trauma yang dimungkinkan terjadi pada masa persalinan.
  5. Menurunkan jumlah kematian dan angka kesakitan pada ibu.
  6. Mempersiapkan peran sang ibu dan keluarga untuk menerima kelahiran anak agar mengalami tumbuh kembang dengan normal.
  7. Mempersiapkan ibu untuk melewati masa nifas dengan baik serta dapat memberikan ASI eksklusif pada bayinya.

Pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal 4 (empat) kali selama masa kehamilan, yaitu 1 kali pemeriksaan pada trimester pertama, 1 kali pemeriksaan pada trimester kedua, dan 2 kali pemeriksaan pada trimester ketiga. Adapun jenis imunisasi yang dianjurkan bagi ibu hamil adalah :

1. Imunisasi Vaksin Campak, Gondongan, dan Rubella (MMR)

2. Imunisasi  Vaksin Tetanus Toxoid (TT)

3. Imunisasi  Vaksin Hepatitis B untuk Ibu Hamil

4. Imunisasi Vaksin Influenza untuk Bumil

5. Imunisasi Vaksin untuk Ibu Hamil Difteri, Pertusis, dan Tetanus (DPT)

6. Imunisasi Vaksin Hepatitis A

Bayi dan Anak

Jenis Vaksin

Keterangan

BCG

Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin) dapat diberikan sejak lahir. Imunisasi ini betujuan untuk memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit tubercolocis (TBC). Apabila vaksin BCG akan diberikan pada bayi di atas usia 3 bulan, ada baiknya dilakukan dulu uji tuberkulin. BCG boleh diberikan apabila hasil tuberkulin negatif.

Hepatitis B

Vaksin Hepatitis B yang pertama harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah bayi lahir, kemudian dilanjutkan pada umur 1 bulan dan 3 hingga 6 bulan. Jarak antara dua imunisasi Hepatitis B minimal 4 minggu. Imunisasi ini untuk mencegah penyakit Hepatitis B.

Polio

Imunisasi Polio diberikan untuk mencegah poliomielitis yang bisa menyebabkan kelumpuhan.

DPT

Vaksin DPT adalah vaksin kombinasi untuk mencegah penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), dan tetanus. Ketiga penyakit ini sangat mudah menyerang bayi dan anak. Imunisasi DPT diberikan pada bayi umur lebih dari 6 minggu. Vaksin DPT dapat diberikan secara simultan (bersamaan) dengan vaksin Hepatits B. Ulangan DPT diberikan pada usia 18 bulan dan 5 tahun. Usia 12 tahun mendapat vaksin TT (tetanus) melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).

Campak

Vaksin Campak-1 diberikan pada usia 9 bulan, lalu Campak-2 pada usia 6 tahun melalui program BIAS.

 

Anak Penyandang Imunokompromais

Melansir CDC (Centers for Disease Control and Prevention), departemen kesehatan dan layanan masyarakat Amerika Serikat, imunokompromais adalah  suatu kondisi melemahnya sistem imun yang ditandai dengan efek kuantitatif pada sistem imun seluler, humoral, atau keduanya. Dengan bahasa sederhana imunokompromais merupakan suatu keadaan saat terdapat kelainan pada fungsi normal sistem kekebalan tubuh, menyebabkan anak lebih rentan terhadap suatu infeksi.

Adapun jenis imunisasi yang aman diberikan kepada anak penyandang imunokompramias adalah seluruh vaksin mati (non live) dengan jadwal vaksinasi yang sama dengan yang diberikan kepada anak normal. Untuk vaksin hidup, merupakan kontra indikasi. Namun dapat diberikan jenis vaksin lain (contoh: oral polio merupakan kontraindikasi karena merupakan vaksin hidup dan dapat digantikan dengan pemberian IPV).

Melihat betapa pentingnya pemberian imunisasi baik bagi ibu hamil, bayi, anak normal maupun anak penyandang imunokompramais, idealnya masyarakat secara mandiri dengan kesadaran sendiri dapat rutin melakukan imunisasi sesuai jadwal. 

Dok Kemenkes

Namun demikian, walaupun telah banyak paparan yang disampaikan pemerintah mengenai imunisasi, adanya KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) menjadi hambatan tersendiri.

Secara definisi menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.12 tahun 2017 tentang penyelenggaraan imunisasi disebutkan bahwa KIPI adalah semua kejadian medik yang terjadi setelah imunisasi, menjadi perhatian dan diduga berhubungan dengan imunisasi. KIPI ini dapat berupa gejala, tanda, hasil pemeriksaan laboratorium atau penyakit dan terbagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu :

  1. Serius : Kejadian medik setelah imunisasi yang menyebabkan rawat inap, kecacatan, dan kematian, serta yang menimbulkan keresahan di masyarakat.
  2. Non Serius : Kejadian medik yang terjadi setelah imunisasi dan tidak menimbulkan risiko potensial kesehatan pada penerima imunisasi.

Penanganan KIPI harus dilakukan secara cepat,tepat dan bersinergi terutama terhadap KIPI serius. Hal ini guna menjaga kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggaraan imunisasi.

Sebagai contoh anak penyandang imunokompramais. Masih banyak beredar informasi yang salah bahwa anak dengan kondisi imunokompramais tidak boleh diberikan imunisasi. Meskipun respons imunitas terhadap imunisasi lebih kecil dibandingkan dengan anak yang sehat, namun manfaat imunisasi masih tetap diperoleh anak penyandang imunokompramais dan memiliki manfaat yang sama. Berikut data yang diberikan WHO mengenai jenis imunisasi yang dapat diberikan kepada anak imunokompramais – HIV :

Imunisasi

Pemberian

Hepatitis B

Ya

BCG

Kontraindikasi*)

OPV

Kontraindikasi*)

DPT/HepB/Hib

Ya

PCV

Ya

IPV

Ya

MR

Kontraindikasi*)

* : kontraindikasi pada pasien dengan imunosupresi berat, namun tetap dapat diberikan pada anak dengan HIV yang asimptomatik

Namun demikian, Pada anak dengan kondisi penyakit yang tidak memungkinkan diberikan vaksin atau pemberian vaksin ditunda, maka orang yang berada dalam satu rumah dengan anak tersebut harus mendapat vaksin lengkap.

Dok Kemenkes

Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa imunisasi penting diberikan karena bertujuan sebagai upaya mencapai eradikasi dan mengurangi penyakit infeksi berat yang menimbulkan kematian dan kecacatan. 

Masyarakat, fasilitas Kesehatan, pemerinrah daerah dan pusat memiliki peran masing- masing untuk turut serta mensukseskan penyelenggaraan imunisasi. 

"Masih banyak pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan, yang utama adalah melindungi generasi kita dari kecacatan dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan cara yang paling efektif yaitu dengan Imunisasi,'' Juru bicara Kementerian Kesehatan dr. M Syahril

Sinergi dibutuhkan agar penyelanggaraan imunisasi berjalan lancar. Mari bersama kita sukseskan penyelanggaraan imunisasi karena imunisasi adalah hak asasi dan investasi masa depan anak Indonesia !!!

 

Related Posts

24 comments

  1. Anak bayi dan balita banyak imunisasi rutin lengkap. Alhamdulillah anakku udah semua. Memang ada yg mengalami KIPI seperti demam tapi itu juga hanya sebentar. Minum parasetamol alhamdulillah bisa reda. Ini kan ikhtiar menjaga kesehatan diri dan lingkungan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup, paham itu mahal ya. Makanya kita wajib bertanya juga biar nggak terus juga terjebak mitos2 yg ada ya

      Delete
  2. Imunisasi perlu ya dari sejak dini.
    Apalagi juga udah ada kalender lengkapnya imunisasi. Sehingga kalau semisal telat atau kelewat bisa dilengkapi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tepat banget mba, yang penting jangan udah terlewat malah blasss ya

      Delete
  3. Alhamdulillah ketiga anakku sudah lengkap imunisasinya dari mulai yang dasar sampai yg lanjutan, makanya pada sehat, lincah dan gesit karena terjaga kesehatannya dan haknya terpenuhi

    ReplyDelete
  4. Paling sedih kalau ada anak yang ortunya antivaks. padahal ortu yang antivaks ini dulunya aku yakin divaksin juga (soalnya era Soeharto kan semua kalau wajib ya wajib). Yaaa beruntung kita konsen ma anak2 dan gak terjebak hoax sehingga bisa memfasilitasi anak2 vaksin ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. This! Wong anak misal batuk - batuk atau pilek ,masih ok aja kok datang ke jadwal vaksin, asal nggak lagi demam yg suhunya tinggi aja

      Delete
  5. Setujuuuu. Aku termasuk sangaaaat pro vaksin. Jadi anak2ku harus lengkap imunisasi ya. Vaksin yg ga wajib aja aku tetep kasih.

    Walopun ada Bbrp temen yg antivaks, ya sudahlaah yaaa, percuma juga ngomong Ama orang begitu. Terserah dia aja kalo ga mau vaksin anaknya. Padahal dulu dia sendiri divaksin Ama ortu nya. Kenapa aku tau, ya karena ortu dia dan ortuku temen baik. Kalo jadwalnya imunisasi sering bareng. Makanya ga abis pikir dia dpt wejangan darimana sampe anaknya ga divaksin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah, paham itu mahal ya ternyata

      Delete
  6. Aku juga setuju si mba untuk taat imunisasi. Mencegah kan lebih baik dari pada mengobati

    ReplyDelete
  7. Wah, mashaAllah~
    Ada banyak imunisasi bahkan sejak ananda dalam kandungan (melalui sang Ibu).
    Semoga edukasi yang baik ini bisa menjadi awareness bagi siapa saja yang sedang hamil sebagai investasi anak sehat.

    ReplyDelete
  8. Aku sangat setuju, mbak Gita. Imunisasi adalah hal yang sangat penting bagi kesehatan anak. Imunisasi bisa membantu mencegah anak dari berbagai macam penyakit infeksi yang dapat membahayakan kesehatan mereka dan bahkan mematikan.

    Imunisasi juga dapat membantu mencegah penyebaran penyakit infeksi yang dapat menular dari satu orang ke orang lain.

    Makanya imunisasi penting untuk melindungi anak-anak dari berbagai macam penyakit infeksi. Terima kasih atas artikelnya yaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak, imunisasi mencegah anak-anak terkena penyakit berbahaya, karena itu imunisasi ini sebenarnya hak anak. Sayang masih ada ortu antivaks yang abai.

      Delete
  9. pemberian imunisasi sangat penting agar generasi penerus bangsa tetap sehat dan terlindungi dengan adanya imunisasi

    ReplyDelete
  10. Aku mah yakin para ibu di dunia ini tahu yang terbaik untuk buah hatinya. Dengan adanya sosialisasi sperti ini keluarga dan masyarakat juga teredukasi akan manfaat dari imunisasi ya

    ReplyDelete
  11. Alhamdulillah sih anak-anak ku lengkap imunisasi nya tapi jaman sekarang mah enak ya semua nya dikasih gratis

    ReplyDelete
  12. pemberian imunisasi lengkap merupakan hal yang wajib dilakukan kita sebagai orang tua agar anak kita tumbuh sehat

    ReplyDelete
  13. Pemberian imunisasi minimal yang wajib sehingga menghindari anak-anak dari kemungkinan terkena virus yang sudah pernah ada sebagai langkah awal hidup sehat.

    ReplyDelete
  14. Dengan imunisasi sesuai jadwalnya bisa membentuk herd imunity ya padahal, sehingga dampak baiknya ke diri sendiri dan lingkungan juga

    ReplyDelete
  15. Dulu bener2 gak paham manfaat imunisasi ini, tapi setelah membaca berbagai ulasan, memang penting banget, terutama untuk anak-anak. Harus udah imunisasi dasar ya mbak.

    ReplyDelete
  16. Alhamdulillah duoF udah vaksin semua sebagai bentuk pertahanan diri mereka di masa depan

    ReplyDelete
  17. Manfaat vaksin dan imunisasi serta hasil risetnya kini lebih mudah untuk dikroscek berkat adanya internet sehingga masyarakat lebih paham

    ReplyDelete

Post a Comment