Susu Kental Manis Bukan Susu Tidak Boleh Diakui Sama Dengan Susu

28 comments


Menurut Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia (Apjii) Orang Indonesia 141,7 juta sudah terpapar internet artinya mereka mengkomsumsi apa-apa yang ada di media internet. Nah ketika di televisi begitu ketat peraturannya, iklan yang menyesatkan kemudian pindah ke media internet. Apakah di media internet dibolehkan? Mungkin nggak tersentuh UU ITE sebagai penyebaran kebohongan (hoax). Seperti halnya SKM (Susu Kental Manis) jelas-jelas adalah bukan produk susu, nggak boleh di akui sama dengan susu. Berbagai analognya di sebar dimana-mana. Bohongkah ini?

#KonsumenbicaraSKM [dok ibu Eni Saeni]

Pertanyaan ini menjadi diskusi yang menarik pada Forum Blogger Kesehatan "Mengawal Kebijakan BPOM Demi Wujudkan Konsumen Cerdas" yang berlangsung pada hari Senin 8 Oktober 2018 bertempat di Upnormal Coffee Roaster, Menteng Jakarta Pusat.

Untuk mencegah kesalahan persepsi dalam penggunaan Susu Kental Manis (SKM), akibat tampilan dalam label dan iklan SKM, maka pada tanggal 22 Mei 2018 Badan POM telah menggeluarkan Surat edaran yang ditujukan kepada seluruh produsen/importir/distributor SKM menegaskan tentang label dan iklan SKM.

4 Point Larangan Pada Iklan dan Label :
  • A.Dilarang menampilkan anak-anak berusia di bawah 5 (lima) tahun
  • B.Dilarang menggunakan visualisasi bahwa produk Susu Kental dan analognya (kategori pangan 01.3) disetarakan dengan produk susu lain sebagai penambah atau pelengkap zat gizi. Produk susu lain, antara lain susu sapi/susu yang dipasteurisasi/susu yang disterilisasi/susu formula/susu pertumbuhan.
  • C.Dilarang menggunakan visualisasi gambar susu cair dan/atau susu dalam gelas serta disajikan dengan cara diseduh untuk dikonsumsi sebagai minuman.
  • D.Khusus untuk iklan, tidak ditayangkan pada jam anak.
kika: mba Tiwi, bu Eni Saeni, bu Eni Gustina, kang Maman [dok panitia]

Hadir pada forum ini Direktur Kesehatan Keluarga, Direktorat Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI, Dr. Eni Gustina MPH. Peneliti LBH Jakarta, Pratiwi Febry dan Pengamat komunikasi dan konsultan media, Eni Saeni, S.I.Kom, M.I.Kom dan moderator kang Maman.

"Pada point B dan C ini yang banyak di langgar. Saya dan tim melakukan penelitian setelah surat edaran Badan POM keluar. Sebenarnya postingan-postingan seperti apa yang dimunculkan oleh produsen. Di label sudah berubah bukan lagi Susu Kental Manis, tetapi sudah menjadi Kental Manis saja. Tetapi visualisasi  yang di tampilkan pada label kita masih melihat anak yang memegang gelas berisi susu. Jadi pesan yang ingin disampaikan adalah anak mengonsumsi produk ini dengan menggunakan gelas.



#KonsumenbicaraSKM [dok ibu Eni Saeni]


Sampai sejauh ini kita masih melihat label-label anak bawa gelas, ada gambar susu warna putih dalam gelas. Ini kami beli satu minggu yang lalu. Meskipun sudah disebut Kental Manis. Indomilk juga sama. Pun juga yang dalam bentuk sachetan, gambar anak pegang gelas. Frisian Flag bahkan selain orang dewasa pegang susu ada cara penyajian dengan gelas. Jadi pesan yang ingin disampaikan produk ini bukan tambahan untuk makanan. ( Baca juga : Waduh, ternyata tidak semua susu baik untuk anak kita

#KonsumenbicaraSKM [dok ibu Eni Saeni]


Dari kemasan besar hingga kemasan sachet, iklan yang ditampilkan adalah susu ini untuk diminum, bukan untuk tambahan makanan atau minuman . Memang sudah ada saya lihat Fsian Flag yang Cocopandan tidak lagi menampilkan susu tapi tambahan untuk makanan. Nah seharusnya ketika surat edaran itu ada, labelnya itu sudah harus diganti. Bahkan di website dan akun media sosialnya masih bersliweran. Jadi pesan saya untuk BPOM segeralah mulai mengawasi produk-produk yang masih ada di luar. Dan beri teguran karena masih ada waktu sampai 22 November 2018. Karena 6 bulan setelah surat edaran dikeluarkan itu adalah batas waktunya untuk semua produsen. Dan ini  harus dipatuhi kalau nggak patuh harus ada punishment" kata Pengamat komunikasi dan konsultan media, Eni Saeni, S.I.Kom, M.I.Kom.


#KonsumenbicaraSKM [dok ibu Eni Saeni]

Ini adalah kepiawaian dalam berkomunikasi, produsen pinter betul. Karena bisa saja produsen berkelit "saya nggak pernah nyebut lagi susu kok, tulisannya kental manis. Bahasa inggrisnya kental manis adalah Full cream. Nggak ada milknya lagi memang. Ini sudah pinter-pinternya berkomunikasi karena kata susunya hilang. Semuanya sama ya kalau kita lihat dari contoh-contoh hasil penelitian bu Eni. Seperti Kental Manis Cokelat, nggak ada susu kok. 

Tetapi begitu kita lihat secara detail.seperti kental manis cocopandan misalnya, kita bisa lihat supaya nggak terbohongi. berapa persen gula berapa persen susu.Ini yang harus kita perhatikan agar jadi konsumen cerdas.

"Kalau kita lihat ini bukan 2 hal yang sama yang diatur. Tapi BPOM mengatur 2 hal yang berbeda. Yang pertama 2016 mengatur Susu Kental Manis termasuk dalam kategori Susu. Tapi 2018 tentang label dan iklan produk susu kental dan analognya. Meskipun kalau kita memang jeli melihatnya susu SKM itu bukan termasuk sebagai penambah atau pelengkap zat gizi. Dan bukan juga sama seperti produk susu lain (susu sterilisasi, pasteurisasi, formula) Artinya pada tahun 2016 Susu Kental Manis masih dikategorikan susu jadi tidak bertentangan. Karena kita tidak dapat menggunakan azas "jika ada aturan baru maka aturan yang lama tidak berlaku". Karena yang baru tidak mengatur sesuai dengan yang lama. Ini aturan baru, soal iklan saja"Peneliti LBH Jakarta, Pratiwi Febry.

#BloggerBicara #KonsumenBicaraSKM [dokpanitia]

Aktivis kesehatan "Ketika saya tahu ini bukan susu, saya marahnya luar biasa. Karena ayah saya dulu adalah PNS yang dapat jatah Susu Kental Manis satu keluarga dan orang tua meninggal karena diabetes. Saya nggak tahu apa ada hubungannya. Karena konsumsi gula dalam jangka waktu lama. Saya ingin pemerintah cepat bertindak jangan masyarakat di buat bingung. Saya melihat usia-usia muda kena diabetes. Melalui Posyandu juga belum tentu jalan kalau bukan program dari pemerintah. Baca : Peran penting keluarga dalam masalah gizi


#KonsumenbicaraSKM [dok ibu Eni Saeni]

Susu adalah produk hewan, Kalau ada yang ngaku-ngaku susu tapi bukan produk hewan karena isinya 60 % adalah gula. Maka mari kita simpulkan dengan cerdas. Anak yang menjadi bintang iklan untuk produk yang bukan susu, patut dipertanyakan. Bagaimana ini? Ana-anak juga banyak yang mengalami obesitas. Apakah ada hubungannya dengan Susu Kental Manis? Pertanyaan-pertanyaan ini dapat terjawab dengan baik asal kita sebagai masyarakat jeli untuk mengetahui kandungan satu produk. Yang di edukasi juga di gugah kesadarannya maka edukasinya akan sampai. Bahwa Susu Kental Manis bukan susu dan tidak bolaeh di akui sama dengan susu.

#BloggerBicara #KonsumenbicaraSKM [dok ibu Eni Saeni]


Susu Kental Manis sasarannya adalah kelas ekonomi menengah ke bawah. Coba kita perhatikan tulisan yang kecil pada kemasannya dengan seksama. Perlu kaca pembesar untyk membacanya. Maka banyak orang abai tentang hal ini.

Pada perusahaan-perusahaan besar sebenarnya banyak yang sudah menerapkan aturan-aturan dalam internal perusahaannaya. Karena bisa saja seperti ada yang bilang bukan produsennya yang salah, jangan-jangan yang salah adalah agent pariwaranya yang di pakai. Tetapi kan as long as you agree with the idea. Kalau anda setuju dengan gagasan itu berarti anda terlibat di dalamnya.

Jadi yuk! Semua berpartisipasi. Menyuarakan bersama yang mengaju pada surat edaran BPOM pada tanggal 22 Mei 2018 yang jelas-jelas mengatakan susu kental manis dan analognya tidak identik dengan susu sapi, susu sterilisasi, susu pateurisasi, susu formula, susu pertumbuhan.

Karena partisipasi masyarakat adalah kekuatan yang maha dahsyat.











   










Related Posts

28 comments

  1. Aku baru ngeh ini waktu booming doulche itu mbak.. gile skm dipanasin sekian lama malah jadi caramel. Kebayang segimana banyak kandungan gulanya itu yaaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. 60% gula kakak cantik. Gile kan kalau anak minum tiap hari ortu nggak paham. Habis giginya kan belum lagi kaitannya ke Berat badan.

      Delete
  2. Wah jadi SKM.itu bukan susu ya? Aku dan anak2 biasanya bikin roti pakai SKM sih. Kadang sesekali dibuat minuman segar. Enak rasanya manis banget tp dijarang2in sih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyes topping aja bukan buat diminum rutin sebagai susu. Udah salah lama sih dari iklan iklan yang ada makanya pelan2 konsumen di buka matanya biar paham.

      Delete
  3. Sebenarnya sudah paham sejak lama sih jadi aku ngasih SKM juga sekedar toping aja. Memang konsumen harus pinter memilah informasi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya kak. Pemahaman ini bukan susu kadang suka kepentok sama yang bilang "harga murah sih"? hehehe

      Delete
  4. Iklan2 susu jaman kita kecil dulu emang sesat ya maaakkk haha.
    Ngeri ya kalau konsumsi banyak gula gtu jadinya.
    Tapi enak sih kalau dibikin es campur #eh

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya nggak detail baca dan belum melek informasi karena terbatas juga sarananya

      Delete
  5. Sebenarnya kegalauan ini sudah ada sejak akhir tahun 98 dimana aku dikasih tau dosen kalo SKM itu adalah bahan tambahan makanan, kandungan susunya sedikit, tapi karena masih minim info masyarakat menganggap SKM masih ditoleransi sbg pengganti susu bubuk. Alhamdulillah ya sekarang udah banyak yg merhatiin dan mengatur penggunaannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah dengan teknologi juga kita sebarkan karena di website dan sosmed skm iklannya belum diganti kata bu Eni

      Delete
  6. Iya sosialisasi memang perlu lebih gencar lagi. Masyarakat awam sudah banyak terdoktrin kalau SKM itu susu dan banyak diumum anak balita.

    Yuk kita sama2 suara kan campaign pemerintah terkait SKM ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo ti! sebarkan biar mamud daerahmu juga teredukasi ya

      Delete
  7. Cukup panjang waktu dimana masyarakat menganggap SKM adalah susu, bahkan sampai sekarang masih ada yang begitu.
    Semoga masyarakat mau open mind agar paham

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yang merubah adalah tingkat kesadaran masyarakat itu sendiri.

      Delete
  8. Pembelajaran penting bagi masyarakat Indonesia terutama bu ibuk, jangan sampai salah memberikan susu kepada anaknya. Kandungannya sungguh berbeda dan harus dipahami supaya ngga salah tanggap. kesian anaknya ntar

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya kebayang anak obesitas. Dan masih muda banyak yang kena diabetes

      Delete
  9. Harusnya memang hanya untuk kue, es campur,bukan spesial diasup sebagai susu

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba . Pemahaman yang salah tetapi semoga bisa diluruskan dengan informasi yang terus menerus

      Delete
  10. Iklannya itu yg buat bnyk masyarakat tertipu ya.. mudah2an kira trmsuk konsumen cerdas y buasa baca label

    ReplyDelete
    Replies
    1. Banget! dan udah puluhan tahun pula "edukasi" ini hehe

      Delete
  11. Edukasi soal SKM ini belakangan memang tengah digalakkan ya. Menurutku sih bagus ya, biar informasinya jelas. Karena banyak orangtua yang ngasih SKM buat bayi, padahal SKM itu isinya kebanyakan gula ya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lebih miris ini ya bu Eni Saeni juga kemarin cerita kalau di Papua pemberian ASI eksklusifnya baik. Tapi setelah 6 bulan di berikan skm yang memang murah ini. Duh

      Delete
  12. Waah ngeri banget kandungan gula di SKM! Alhamdulillah sih aku nggak pernah kasih SKM ke anak-anak di rumah. Kalaupun konsumsi SKM biasanya sekadar pemanis aja untuk jus atau minuman segar lainnya. Tapi emang perlu banget edukasi soal SKM ini karena banyak yang masih minum SKM ini setiap harinya. Ngeri diabetes deh...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makanya semoga informasi ini makin menggugah kesadaran masyarakat agar hati-hati karena ini bukan susu

      Delete
  13. Anakku sempet suka banget sama SKM nih mba, tapi untung aku sadarnya cepet jadi anak-anak kecandunya gak parah dan sekarang gak konsumsi lagi. Infonya penting banget, makasi Mba Gita

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama sama semoga bisa diteruskan ke teman-teman lain ya

      Delete
  14. SKM ini punya kandungan gula yg tinggi. Mknya cocoknya disebut sirup susu. Sirup rasanya susu

    ReplyDelete

Post a Comment